Ekonomi dan Bisnis

[ Ekonomi dan Bisnis ]

Followers

[10] Agustus 2011 // Diskusi // Pembaruan Islam dalam Film

Diskusi
Pembaruan Islam dalam Film

PEMBICARA:  
Eric Sasono (kritikus film dan redaktur) & Putut Wijanarko (cendekiawan dan produser film)
 
TEMPAT:
Serambi Salihara

WAKTU:  
Rabu, 10 Agustus 2011, 19:00 WIB
Terbuka untuk umum
Pendaftaran selambatnya 09 Agustus 2011

Sebutan “Film Islam” yang saat ini terus populer identik dengan atribut dan simbol—sehingga nampak tak lebih dari citra visual parade busana dan perayaan ritual yang dilekatkan pada Islam. Pergulatan spiritual yang dihadirkan pun tak lebih dari, misalnya, perjalanan hidup seseorang yang bertobat atau pindah agama dari non-Islam ke Islam. “Film Islam” dalam ranah ini masuk dalam kategori revitalisasi atau revisualisasi simbol Islam yang sebenarnya mudah ditemukan dalam kehidupan sehari-hari.

Lantas bagaimana dengan wacana “pembaruan Islam” yang tidak sekadar melihat Islam sebagai ajaran profetik namun juga berikhtiar melakukan pembaruan, kontekstualisasi hingga kritik terhadap pemikiran keislaman? Adakah film-film di Indonesia yang mengangkat tema itu dalam sejarah perfilman nasional? Benarkah tema “pembaruan Islam” apabila diangkat dalam film tidak akan laku di pasaran seperti film-film yang “hanya” mengangkat simbolisasi Islam? Tidak adakah film yang menyerap inspirasinya dari tema “pembaruan Islam”, baik Islam sebagai ajaran dan gerakan untuk melakukan kritik sosial dan politik? Ikuti diskusi yang menghadirkan dua pembicara yang berasal dari pihak yang berbeda dalam industri perfilman: seorang kritikus dan produser film. Diskusi ini berlangsung dalam bahasa Indonesia dan ditaja oleh Hivos.

==========================​===============
Discussion
Islamic Reform in Film
Speakers: Eric Sasono (film critic and editor www.rumahfilm.org) & Putut Wijanarko (intellectual and film producer)
Serambi Salihara | Wednesday, August 10, 2011, 07:00 PM
Open to the public
Register by August 09, 2011

The so-called “Film Islam” which continues to be popular nowadays identifies itself with attributes and symbols—so that it appears to be no more than visual images of a fashion parade and ritual celebration stuck onto Islam. The spiritual struggles presented, for example, are also no more than the life journey of someone who returns to or converts to Islam from another religion. “Film Islam” in this context enters the category of revitalization or revisualization of Islamic symbols which are in fact easy to find in everyday life.

Then what about discourse on “Islamic reform” which is not simply about looking at Islam as prophetic teachings but also endeavors to implement reform, contextualization and criticism towards Islamic thinking? Are there films in Indonesia that have raised that theme in the history of our national films? Is it true that “Islamic reform” if raised in films would not be popular like films that “only” raise Islamic symbolism? Aren’t there films that absorb their inspiration from themes of “Islamic reform,” both Islam as teachings and a movement for social and political criticism? Join this discussion presenting two speakers coming from different aspects of the film industry: a film critic and a producer. The discussion will be in Indonesian and is sponsored by Hivos.

==========================​==============

Info acara dan tiket:

021-7891202, 0817-0771913, 0812-81845500, 0857-19311150, 0838-99630361, 021-99745934
info@salihara.org, tiket @salihara.org
media@salihara.org (khusus pers)
daftar@salihara.org (khusus acara tak berbayar)