Serambi Salihara
Jl. Salihara no.16 Pejaten Barat, Pasar Minggu
Jakarta, Indonesia
WAKTU:
Sabtu, 05, 12, 19, 26 Februari 2011, 16:00 WIB
Terbuka untuk umumPendaftaran selambatnya 18 Januari 2011, melalui dita@salihara.org
Terbuka untuk umumPendaftaran selambatnya 18 Januari 2011, melalui dita@salihara.org
Sabtu 5 Februari 2011, 16:00Subyektivitas menurut John Searle
Oleh: Bagus Takwin
Dosen Fakultas Psikologi UI
Sabtu 12 Februari 2011, 16:00Subyektivitas menurut Søren Kierkegaard
Oleh: R.W. Matindas
Ketua Program Studi Magister Terapan F.Psi-UI
Sabtu 19 Februari 2011, 16:00Subyektivitas menurut J.P. Sartre
Oleh: Zainal Abidin
Dosen Fakultas Psikologi Universitas Padjajaran
Sabtu 26 Februari 2011, 16:00Subyektivitas menurut Luce Irigaray
Oleh: Kristi Poerwandari
Ketua Program Studi Kajian Wanita (Kajian Gender), Program Pascasarjana, Universitas Indonesia dan Dosen Fakultas Psikologi Universitas Indonesia
Persoalan subyektivitas hingga kini terus diperdebatkan oleh banyak filosof, psikolog, dan ilmuwan sosial. Istilah ini secara umum merujuk kepada penafsiran khusus yang unik pada setiap orang terhadap aspek apapun dari pengalaman. Mengapa persoalan subyektivitas tak habis-habis dibahas dan perdebatan tentangnya terus berlangsung? Apa argumen pemikiran yang mendukung adanya subyektivitas? Dan apa sanggahannya? Bagaimana para pendukung subyektivitas menanggapi sanggahan-sanggahan itu?
Dalam seri kuliah kali ini akan dibahas subyektivitas menurut John Searle, Søren Kierkegaard, Jean-Paul Sartre, dan Luce Irigaray. Keempat tokoh ini mengkaji subyektivitas dengan sudut pandang yang berbeda. Searle berangkat dari intensionalitas dan kesadaran merumuskan subyektivitas ontologis. Kierkegaard menegaskan bahwa tujuan manusia adalah menjadi subyektif. Sartre menegaskan bahwa satu-satunya yang obyektif dari manusia adalah subyektivitasnya. Irigaray menguraikan bagaimana pengaruh bahasa terhadap subyektivitas, terutama subyektivitas perempuan, sekaligus menegaskan bahasa harus berubah agar subyektivitas perempuan dapat dikenali di ranah budaya.
===================================
Until today, the issue of subjectivity is debated by many philosophers, psychologists, and social scientists. The term generally refers to the specific unique interpretation every individual has towards any aspect of an experience. Why have discussions on subjectivity not been exhausted and debates on it still continue? What is the argument in the thinking that supports the existence of subjectivity? And what are the objections? How do supporters of subjectivity respond to those objections? The Public Lecture Series this time will include discussions on subjectivity according to John Searle, Søren Kierkegaard, Jean-Paul Sartre, and Luce Irigaray. These four leading figures review subjectivity from different perspectives. Searle begins from intentionality and consciousness to formulate ontological subjectivity. Kierkegaard stresses that the goal of human beings is to become subjective. Sartre asserts that the one and only thing that is objective from humans is their subjectivity. Irigaray explains the influence of language on subjectivity, especially women’s subjectivity, while at the same time affirming that language must change so that women’s subjectivity can be recognized in the cultural domain. All the lectures will be in Indonesian.
PENYELENGGARA: